Situs Porno di Sekolah Tak Bisa Dihancurkan
TEMPO Interaktif, Jakarta:Peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Romi Satria Wahono mengatakan keberadaan situs porno tidak bisa dihambat. Saat ini, ada lebih dari 1,3 miliar halaman situs porno yang ada dalam jaringan internet.
"Kontribusi dari situs porno tersebut mencapai 18 miliar dolar pertahun," ujarnya dalam diskusi bertema "Siapkah Sekolah Menerima Internet" di Jakarta, Kamis (27/12).
Bisnis pornografi, ia melanjutkan, mencapai angka 80 persen dari seluruh bisnis yang ada. Sebanyak 60 persen dari 1 miliar pengguna internet dunia membuka situs porno saat terkoneksi dengan jaringan. "Dalam setahun ada 600 film porno baru yang diproduksi," kata Romi.
Kalaupun ditutup, situs porno yang ada dalam jaringan bisa menggunakan identitas lain untuk situsnya. "Tinggal menambah angka 1 atau 2 di belakangnya, dan situs bisa dioperasikan lagi," ujarnya.
Reh Atemalem Susanti
http://www.tempointeraktif.com/
Siapkan Sekolah Menerima Internet?
Oleh:Romi Satria Wahono
"Menariknya, Indonesia dengan penetrasi Internet yang relatif rendah (8%), tapi memiliki nama yang terang benderang dalam dunia cybercrime Ini sebenarnya karena anak muda kita punya potensi yang bagus, tapi kurang adanya ajang untuk berkompetisi secara legal. Sedangkan pornografi sendiri bisa dicegah dengan tiga cara: hukum, teknologi dan socio-culture. Hukum dan teknologi relatif kurang efektif, dan boleh dikatakan bahwa pendekatan socio-culture, yaitu dengan membuat sang anak sibuk di Internet dengan berbagai penugasan dan kegiatan kreatif adalah solusi terbaik".
http://teknologipendidikan.com/
Kemampuan Guru Harus Ditingkatkan
JAKARTA--Pendidikan Indonesia bisa lebih bermutu bila kondisi para tenaga pendidiknya terus diperbaiki, baik dalam hal peningkatan mutu, pemerataan penyebaran, maupun tingkat kesejahteraannya. Menurut Direktur Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional, Fasli Jalal, sebagian besar anak-anak Indonesia hanya memiliki kemampuan menghafal dan tertinggal dalam kemampuan menganalisis serta menyelesaikan masalah.
Sumber: Republika Online
Lengkap: http://www.republika.co.id/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar