Translate

Tampilkan postingan dengan label Pelaksanaan UN. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pelaksanaan UN. Tampilkan semua postingan
Pelaksanaan UN tidak Terpengaruh Pemilu 2009
Oleh: Sidik Pramono

JAKARTA--MI: Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tidak terpengaruh oleh pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) yang jatuh pada 9 April 2009. UN akan tetap dilaksanakan pada rencana sebelumnya, yakni mulai 20 - 24 April 2009 untuk siswa SMA sederajat.

''Sedangkan, untuk siswa SMP sederajat seminggu setelah UN SMA (tanggal 27 April 2009), dan untuk SD sekitar pertengahan Mei 2009,'' ujar Ketua Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Djemari Mardapi kepada Media Indonesia, di Jakarta, Rabu (26/11).

Penegasan itu, katanya, sekaligus menepis isu dimajukannya pelaksanaan UN akibat diselenggarakannya Pemilu. ''Masalahnya, memang agak terlambat sosialisasi jadwal ini kepada media massa, namun minggu depan akan kita sosialisasikan kepada media massa,'' ujar Djemari.

Mengenai mata pelajaran yang diujikan bagi siswa SMA sederajat, tambah Djemari, akan diujikan 6 mata pelajaran. ''Untuk tahun depan, perubahannya UN akan diselenggarakan dari 3 hari menjadi 5 hari, jadi cuma hari pertama saja yang diujikan dua mata pelajaran,'' paparnya.

Selain itu, jelas Djemari, pihaknya juga menghimbau agar guru, untuk mempersiapkan materi pelajaran dengan baik kepada siswa. ''Dan, mengenai kisi-kisi mata pelajaran tidak jauh berbeda dengan tahun lalu, minggu depan, akan kita sosialisasikan kepada pemerintah kabupaten/kota tentang kisi-kisi ujian itu,'' kata Djemari.

Ketika ditanya Media Indonesia, mengenai standar kelulusan apakah akan dinaikkan dari nilai rata-rata 5,25 pada UN 2008 sebelumnya, Djemari memaparkan, kemungkingan akan ada perubahan dari angka 5,25.

''Mungkin jadi 5,5 pada UN 2009 (untuk SMP sederajat dan SMA sederajat), namun hal ini belum dipastikan, kita tunggu saja sosialisasinya,'' kata Djemari.

Djemari juga yakin, pada pelaksanaan UN tahun depan, akan berlangsung baik, karena keterlibatan perguruan tinggi dalam pelaksanaan UN tidak hanya mengawasi saja, melainkan pula ikut bertanggung jawab atas segala kecurangan atau kebocoran soal-soal UN.

Menyikapi pelaksanaan UN, anggota DPR dari fraksi PDI Perjuangan menegaskan agar pemerintah komitmen untuk jadwal UN tidak mengganggu siswa, karena harus bertabrakan dengan jadwal pelaksanaan Pemilu 2009. ''Itu yang perlu digarisbawahi, karena siswa-siswa saya yakin, ada yang ikut terlibat meramaikan Pemilu 2009,'' paparnya.

Ia juga meminta, agar tingkat kecurangan dan kebocoran tetap menjadi perhatian BSNP dalam pelaksanaan UN. ''Dan, yang tidak lupakan, jadikan UN itu sebagai ujian yang bentuknya untuk memperbaiki mutu pendidikan di Indonesia secara merata,'' jelas Cyprianus. (Dik/OL-02)

Sumber: Media Indonesia Online
http://www.mediaindonesia.com/index.php?ar_id=NDY2NTE=

Keterbatasan konten hambat penerapan e-learning
Oleh: Ratna Ariyanti

JAKARTA: Minimnya ketersediaan konten dan keengganan kolaborasi dalam pembuatan konten menjadi masalah yang menghambat kemajuan e-learning di Indonesia.

Romi Satria Wahono, CEO PT Brainmatics Cipta Informatika sekaligus pendiri situs pendidikan Ilmu Komputer yang memberikan pengetahuan seputar ilmu komputer secara cuma-cuma, mengatakan konten merupakan hal pokok yang memegang peran dalam pengembangan metode e-learning.

"Konten begitu penting sehingga ini bisa mengatasi masalah lain yang kini juga masih menghambat kemajuan e-learning, seperti ketersediaan peranti keras dan infrastruktur," tutur Romi di sela-sela acara seminar mengenai teknologi informasi dalam pendidikan, kemarin.

Romi mengatakan keberhasilan e-learning di negara lain terjadi berkat kesiapan para pelaku yang terlibat, mulai dari regulator, tenaga pendidik, dan sektor swasta dalam menggarap konten-konten edukasi. Romi mencontohkan penyelenggara jasa Internet (ISP) di Jepang yang menjual layanan beserta konten. Cara serupa merupakan tren yang bisa ditiru di Indonesia.

Dia menambahkan keengganan banyak pihak untuk berkolaborasi membuat produksi konten di negara ini kurang berkembang. Romi menegaskan banyak dampak positif yang dapat dipetik jika para pelaku yang terlibat bekerja bersama mengembangkan konten.

"Ini kan era kolaborasi. Sharing akan menambah kelengkapan materi. Semua orang bisa berpartisipasi untuk mengembangkan konten tersebut bersama-sama."

Beberapa kesalahan pandangan mengenai metode e-learning, seperti anggapan bahwa metode ini menggantikan peran guru secara keseluruhan, e-learning sebagai alat pengganti buku teks, juga metode e-learning memerlukan investasi yang besar, menjadi penyebab kurang berkembangnya e-learning di Indonesia.

Selain itu, lanjut dia, konten e-learning yang masih disajikan menggunakan metode konvensional dan tidak melibatkan Internet juga menjadi faktor penghambat.

Romi mengatakan ke depannya perlu dilakukan sejumlah perbaikan, khususnya peningkatan produksi konten. Penyediaan infrastruktur dan peranti keras tanpa disertai konsep penugasan dan bahan ajar yang jelas dari tenaga pendidik tidak akan mendorong perluasan e-learning.

Metode implementasi teknologi, seperti e-learning dan implementasi Internet ke sekolah-sekolah, lanjut dia, harus terus didukung sebab memberikan beragam manfaat, seperti membuka mata ke dunia luas, membentuk generasi kreatif, produktif dan mandiri. Internet juga merupakan sumber pengetahuan yang tanpa batas dan membantu proses belajar mengajar.


sumber:Bisnis Indonesia
http://web.bisnis.com/