Translate

MENTALITAS DAGING BUSUK
Oleh: Abu Syamil

Negeri ini sepertinya masih jauh dari perubahan menuju perbaikan. Begitu banyak ketidak jujuran yang dipertontonkan secara telanjang oleh anak negeri ini. Bahkan meskipun sudah sangat transparan, mereka masih menganggap kebohongan dan kemunafikan menjadi hal biasa bahkan dibela matia-matian untuk mendapat justifikasi kebenaran.
Sekolah sebagai institusi pembentukan kepribadian sejati tidak luput dari kerusakan moral dan kebusukan mental para pelakunya. sebagai contoh misalnya, tidak sedikit kepala-kepala sekolah yang 'bermain' dengan dana BOS yang telah dianggarkan oleh pemerintah untuk operasional sekolah, mereka malah gunakan untuk sekedar formalitas untuk fasilitas sekolah sementara yang disalurkan ke kantong-kantong mereka juga tidak kalah besar dari biaya yang dikeluarkan untuk fasilitas sekolah tersebut. Atau tidak sedikit kepala sekolah yang membuat laporan kegiatan fiktif dalam penggunaan dana BOS tersebut. Lebih parahnya lagi ketika para guru yang berada dilingkaran itu juga bersedia untuk menandatangani laporan fiktif tersebut.
jika kita mau menengok kelembah lainnya kita menemukan para pedagang yang dengan jahat dan kejinya menipu dan memperdaya pelanggannya dengan produk-produk yang membahayakan pelanggannya tersebut. mulai dari ikan asin yang diformalinkan, daging ayang yang di gelembungkan dengan suntikan, daging sapi yang di sebelum di sembelih di minumkan dengan air agar berat dagingnya setelah disembelih bertambah hingga daging busuk dan bangkai ayam yang di rekondidikan seperti daging segar. Inilah wajah negeri yang berketuhanan yang maha esa. Negeri yang konon beragama.
Belum lagi jika kita melihat perilaku pejabat dan wakil-wakil rangkat di dewan yang tidak ada rasa malu lagi mempertontonkan kemewahan ditengah rakyat yang berebutan uang zakat dan zodaqoh hingga mengorban banyak jiwa melayang. Kemana hati anak bangsa ini...?
Praktisi pendidikan yang telah berubah menjadi penipu dan pencuri. pedagang yang sudah tidak memikirkan penderitaan pelanggannya kelak setelah mengkonsumsi produknya dan para pejabat yang sudah tidak punya hati dan rasa malu lagi selalu menghiasi berita-berita di koran-koran merupakan bukti bahwa negeri ini belum pantas dan layak merayakan kemerdekaannya yang semu ini.
Kita berjalan di negeri ini seakan-akan setiap hari melihat makhluk kaki dua yang bertanduk dan taring tajam serta lidahnya yang menjulur panjang seakan hendak menerkam kita. Lebih menyeramkan dibandingkan kita melihat kuntilanak, hantu pocong atau bahkan genduruwo sekalipun. Mereka sebenarnya monster-monster kecil yang kelak menjadi monster besar yang kelak akan menenggelamkan negeri ini kekubangan darah dan nanah yang mereka bangun secara sistematik dan terorganisir ditengah lalai penduduk negerinya terhadap kejahatan dan kebuasan mereka. wallahu 'alam.

Tidak ada komentar: